SAMARINDA, KASAKKUSUK.com – Dialog kemanusiaan bertema “Satu Suara untuk Gaza” digelar Damai Aqsha sekaligus memperingati Milad ke-9 berlangsung di Ruang Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Provinsi Kaltim di Samarinda pada Sabtu, 27 September 2025
Acara dihadiri lebih dari 150 peserta dari berbagai komunitas dan kampus, serta menghadirkan enam narasumber dari berbagai latar belakang berbagi pengalaman dan pandangan mereka terkait situasi di Palestina terkini.
“Dialog ini bertujuan meningkatkan kesadaran publik mengenai genosida terjadi di Jalur Gaza. Berbagai elemen masyarakat dan organisasi turut hadir, menunjukkan solidaritas yang kuat terhadap perjuangan rakyat Palestina,” kata Ketua Panitia Penyelenggara Dialog Kemanusiaan, Pradika Danang Anjar Kurniawan.
Ustaz Amar Ar-Risalah, seorang aktivis, penulis, dan dai asal Jakarta, juga sebagai narasumber menuturkan kisah perjuangan dan pengorbanan di Gaza. “Dalam pengiriman bantuan ke Gaza dilakukan melalui jalur air dari Tunisia,” tuturnya.
Bayangkan dari 17 kapal yang dilayarkan, hanya dua yang berhasil masuk ke perbatasan Gaza. “Berbagai macam hambatan dan rintangan harus dilalui,” ungkap Ustaz Amar memulai membuka cerita pengalamannya.
Pengalaman tak kalah menyentuh datang dari Dr. Bambang Surif, Sp.A, dari Emergency Medical Team BSMI. Ia telah tiga kali menjadi tenaga medis di Gaza.
“Di sana benar-benar genosida sesungguhnya. Bahkan untuk mandi pun kami memakai air laut dan hanya sekali, makan pun hanya sekali,” ungkap Bambang Surif.
Ia menceritakan ketatnya penjagaan militer Israel. Uang dan makanan yang diperbolehkan hanya perbekalan pribadi, sisanya dibuang oleh tentara Israel.
“Bom berkali-kali mendekat ke arah rumah sakit, tidak menyurutkan niat kami menjalankan tugas kemanusiaan menolong rakyat Gaza,” ucapnya.
Bantuan Kemanusiaan
Wakil Ketua I Baznas Provinsi Kaltim, H. Miswan Thahadi menyampaikan bantuan dari masyarakat Indonesia yang disalurkan melalui Baznas sebagian sudah sampai, namun sebagian lagi masih tertahan. “Tantangan yang dihadapi Baznas Kaltim dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan sangat besar,” ujarnya.
Sementara itu, Aisyah, S.IP., MA., Dosen Hubungan Internasional FISIP Universitas Mulawarman, memaparkan situasi teritorial di Gaza. “Pentingnya mencari informasi dari sumber terpercaya seperti Al-Jazeera untuk memahami konflik ini secara lebih mendalam.” ucap Aisyah.
Komitmen lembaga Damai Aqsha untuk Palestina terus memperjuangkan tanah Palestina dan memerangi genosida. “Kami berharap ada kegiatan masif agar semua elemen masyarakat memahami genosida yang terjadi di Palestina,” kata Ustaz Taufik Hidayat, Lc., MA., Ph.D, selaku pembina Damai Aqsha.
Menurut Ustaz Taufik, dialog kemanusiaan ini berhasil menjadi wadah bagi masyarakat untuk memahami realita di Gaza secara langsung dari para saksi mata dan pakar.
“Ini juga menjadi momentum bagi Damai Aqsha untuk terus menyuarakan solidaritas dan dukungan bagi rakyat Palestina,” paparnya. (inmas)